Jumat, 04 Mei 2012

Protokol Konfigurasi Host Dinamik

Protokol Konfigurasi Hos Dinamik (PKHD) (bahasa Inggris: Dynamic Host Configuration Protocol adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

Kamis, 12 April 2012

Tugas 2

Merancang  jaringan komputer dalam 4 gedung yang memiliki 4 lantai dengan 3 ruangan perlantainya  dan 40 komputer pada masing-masing ruangannya

Selasa, 03 April 2012

Subnetting dan Supernetting

Subnetting

Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
  • Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
  • Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah:
<alamat IP www.xxx.yyy.zzz>, <subnet mask www.xxx.yyy.zzz>
Kelas alamat Subnet mask (biner) Subnet mask (desimal)
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0
Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai berikut:
138.96.58.0, 255.255.255.0
 
supernetting

Supernetting merupakan kebalikan dari Subnetting, dimana dalam hal ini penambahan jumlah Host dalam jaringan dilakukan dengan meminjam beberapa bit network untuk dijadikan bit Host dalam membentuk IP-Address pada Supernet, dengan memperhatikan jumlah Nomor Host yang akan digabung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


Pengaturan IP-Address pada super jaringan (supernet) ada prosedurnya tersendiri, yaitu sebagai berikut :
Prosedur Supernetting
1.  Pada Supernet bit Host yang bernilai nol semua berfungsi sebagai Supernet Address,  bit Host yang bernilai satu semua berfungsi sebagai Broadcast Address.
2. Pada proses netmasking, IP-Address untuk Supernet-mask ditentukan dengan mengganti semua bit Network  dengan bit 1, dan mengganti semua bit Host (termasuk bit Host yang dipinjam dari bit Network) dengan bit 0. Contohnya pembentukan supernet dari gabungan 4 buah jaringan Kelas-C dengan meminjam 2 bit Network, maka komposisi bit 1 dan bit 0 pada proses netmasking :
Sebelum Subnetting  :   110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnnn.hhhhhhhh
Proses netmasking    :    11111111 . 11111111 . 11111111. 00000000
Subnet-mask  Kls-C :          255     .       255     .         255       .        0
Setelah Supernetting :   110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnHH.hhhhhhhh
Proses netmasking    :   11111111.11111111.11111100.00000000
Supernet-mask          :         255    .      255    .      252     .        0
Contoh soal :
Enam buah jaringan Kelas-C dengan Nomor Network 192.168.32, 192.168.33, 192.168.34, 192.168.35, 192.168.36 dan 192.168.37,  yang masing-masing memiliki 254 Host, akan digabungkan membentuk suatu Supernet.
  1. Tentukan penambahan bit Host yang dibutuhkan, dan Supernet Mask dari gabungan jaringan tersebut !
  2. Tentukan jumlah Host maksimum yang bisa ditampung oleh Supernet tersebut !
  3. Tentukan Supernet ID (Address), Host Range dan Supernet Broadcast  untuk Supernet tersebut !
Jawab :
a.  Jumlah bit Host yang dibutuhkan untuk menggabungkan 6 buah jaringan :
-  untuk 2 bit dapat menggabungkan maksimum 4 jaringan ( 22 = 4 ).
-  untuk 3 bit dapat menggabungkan maksimum 8 jaringan ( 23 = 8 ).
Jadi jumlah bit Host tambahan yang diperlukan adalah 3 bit.
Sebelum Supernetting :110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnnn.hhhhhhhh
Setelah Supernetting : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnHHH.hhhhhhhh
Proses netmasking              : 11111111 . 11111111 . 11111000 . 00000000
Supernet-mask                   : 255     .       255     .       248       .        0
b.  Untuk Supernet dari kelas C dengan penambahan 3 bit Host, maka  :
-         jumlah Host maksimum yang bisa ditampung adalah :
2(8+n)  - 2  =  2(8+3)   - 2  = 2048-2 = 2046 Host.
c.  Supernet ID (Address), Host Range dan Subnet Broadcast  untuk gabungan jaringan tersebut, adalah  :
Supernet Address :  192 . 168. 8 . 0
(alternatif lain : 192.168.16.0; 192.168.24.0; 192.168….0;;
192.168.248.0 ) 
Broadcast Add: 192.168.15.255
Catatan :  Yang dibentuk hanya sebuah Supernet.
Supernetmask       :  255 . 255 . 248 . 0
Supernet ID:   192.168.8.0
                        192.168.8.1
                        .
                        .
                        .
                        192.168.15.254
Broadcast       192.168.15.255
 H o s t   Range         :    192 .  168.  8. 1   -  192 . 168.  8 . 255 = 255
192 . 168.  9. 0   -  192 . 168.  9 . 255 = 256
192 . 168. 10. 0  –  192 . 168. 10 . 255 = 256
192 . 168. 11. 0  –  192 . 168. 11 . 255 = 256
192 . 168. 12. 0  –  192 . 168. 12 . 255 = 256
192 . 168. 13. 0  -  192 . 168. 13 . 244 = 245 +
                                                                 1524 host
Catatan: agar jumlah host bisa pas dipenuhi, maka bit yg terakhir bisa diubah-ubah sehingga menjadi pas…
Supernet Broadcast  :   192 . 168. 15 . 255  
Host-range yang tersedia : 2046 IP-Address.
Host-range digunakan hanya : 6 x 254 = 1524 IP-Address.
Hasil dari proses Supernetting ini mengubah komposisi antara bit Network dengan bit Host, dengan demikian hal ini akan mempengaruhi nilai Network Address, Broadcast Address dan Subnetmask Jaringan.
 


Senin, 02 April 2012

Tugas 1

bahasan :
Merancang  jaringan komputer dalam 1 gedung yang memiliki 4 lantai dan per lantainya punya 3 ruangan dengan 40 komputer pada masing-masing lantainya

untuk 40 PC :
2^?>=40+2
2^6>=42
64>=42
netmask =11111111.11111111.11111111.11000000
255 . 255 . 255 . 192 = /26
1. Jumlah Subnet = 2^x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 2^2 = 4 subnet.
2. Jumlah Host per Subnet = 2^y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. 2^6 – 2 = 62 Host.
3. Blok Subnet = 256 – nilai oktet terakhir subnet mask = 256 – 192 = 64 (kelipatan 32 hingga total 8 subnet/tidak melebihi 255). Subnet berikutnya adalah 32+32= 64 , lalu 64+32= 96 dst . Subnet lengkapnya 0, 64, 128, 192.
IP ADDRESS
Lantai 1 = 192.168.1.0/26
Lantai 2 = 192.168.64.0/26
Lantai 3 = 192.168.128.0/26
Lantai 4 = 192.168.192.0/26

Kamis, 29 Maret 2012

Rancangan Jaringan Komputer 1 gedung


Sebelumnya merancang jaringan computer kita harus melakukan penghitungan subnetting terlebih dahulu untuk mengkonfigurasi IP setiap komputer per lantainya
IP Address yang dipakai adalah IP Address pada Class C  karena komputer yang akan dihubungkan 20 komputer / lantai. Jadi yang kita butuhkan adalah 60 unit komputer.
Untuk Class C memiliki subnet 255.255.255.0
11111111.11111111.11111111.00000000 atau /24.
 Untuk 60 komputer =  2n – 2 ≥ 60
                                               2n – 2 ≥ 60
                                                       n ≥ 6    —– 6 adalah jumlah binari 0 pada oktet terakhir
            sehingga subnetmasknya adalah :
11111111.11111111.11111111.11000000 ( 255.255.255.192)
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
11111111.11111111.11111111.11000000 ( 255.255.255.192)
  1. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
11111111.11111111.11111111.11000000 ( 255.255.255.192)
  1. 255.255.255.192
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64.
Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  1. Alamat host dan broadcast yang valid. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128
Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129
Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191

Jumat, 16 Maret 2012

Struktur Cabling Basic

Pengenalan Dasar jaringan Komputer
Berdasarkan kriterianya, jaringan komputer dibedakan menjadi 4 yaitu:

1. Berdasarkan distribusi sumber informasi/data
- Jaringan terpusat
Jaringan ini terdiri dari komputer klient dan server yang mana komputer klient yang berfungsi sebagai perantara untuk mengakses sumber informasi/data yang berasal dari satu komputer server

- Jaringan terdistribusi
Merupakan perpaduan beberapa jaringan terpusat sehingga terdapat beberapa komputer server yang saling berhubungan dengan klient membentuk sistem jaringan tertentu.




2. Berdasarkan jangkauan geografis dibedakan menjadi:

- Jaringan LAN
merupakan jaringan yang menghubungkan 2 komputer atau lebih dalam cakupan seperti laboratorium, kantor, serta dalam 1 warnet.


- Jaringan MAN
Merupakan jaringan yang mencakup satu kota besar beserta daerah setempat. Contohnya jaringan telepon lokal, sistem telepon seluler, serta jaringan relay beberapa ISP internet.

3. Berdasarkan peranan dan hubungan tiap komputer dalam memproses data.

- Jaringan Client-Server
Pada jaringan ini terdapat 1 atau beberapa komputer server dan komputer client. Komputer yang akan menjadi komputer server maupun menjadi komputer client dan diubah-ubah melalui software jaringan pada protokolnya. Komputer client sebagai perantara untuk dapat mengakses data pada komputer server sedangkan komputer server menyediakan informasi yang diperlukan oleh komputer client.
 
-Jaringan Peer-to-peer
Pada jaringan ini tidak ada komputer client maupun komputer server karena semua komputer dapat melakukan pengiriman maupun penerimaan informasi sehingga semua komputer berfungsi sebagai client sekaligus sebagai server.
4. Berdasarkan media transmisi data

- Jaringan Berkabel (Wired Network)
Pada jaringan ini, untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lain diperlukan penghubung berupa kabel jaringan. Kabel jaringan berfungsi dalam mengirim informasi dalam bentuk sinyal listrik antar komputer jaringan.
- Jaringan Nirkabel (Wireless Network)
Merupakan jaringan dengan medium berupa gelombang elektromagnetik. Pada jaringan ini tidak diperlukan kabel untuk menghubungkan antar komputer karena menggunakan gelombang elektromagnetik yang akan mengirimkan sinyal informasi antar komputer jaringan.