Selasa, 03 April 2012

Subnetting dan Supernetting

Subnetting

Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
  • Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
  • Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah:
<alamat IP www.xxx.yyy.zzz>, <subnet mask www.xxx.yyy.zzz>
Kelas alamat Subnet mask (biner) Subnet mask (desimal)
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0
Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai berikut:
138.96.58.0, 255.255.255.0
 
supernetting

Supernetting merupakan kebalikan dari Subnetting, dimana dalam hal ini penambahan jumlah Host dalam jaringan dilakukan dengan meminjam beberapa bit network untuk dijadikan bit Host dalam membentuk IP-Address pada Supernet, dengan memperhatikan jumlah Nomor Host yang akan digabung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


Pengaturan IP-Address pada super jaringan (supernet) ada prosedurnya tersendiri, yaitu sebagai berikut :
Prosedur Supernetting
1.  Pada Supernet bit Host yang bernilai nol semua berfungsi sebagai Supernet Address,  bit Host yang bernilai satu semua berfungsi sebagai Broadcast Address.
2. Pada proses netmasking, IP-Address untuk Supernet-mask ditentukan dengan mengganti semua bit Network  dengan bit 1, dan mengganti semua bit Host (termasuk bit Host yang dipinjam dari bit Network) dengan bit 0. Contohnya pembentukan supernet dari gabungan 4 buah jaringan Kelas-C dengan meminjam 2 bit Network, maka komposisi bit 1 dan bit 0 pada proses netmasking :
Sebelum Subnetting  :   110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnnn.hhhhhhhh
Proses netmasking    :    11111111 . 11111111 . 11111111. 00000000
Subnet-mask  Kls-C :          255     .       255     .         255       .        0
Setelah Supernetting :   110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnHH.hhhhhhhh
Proses netmasking    :   11111111.11111111.11111100.00000000
Supernet-mask          :         255    .      255    .      252     .        0
Contoh soal :
Enam buah jaringan Kelas-C dengan Nomor Network 192.168.32, 192.168.33, 192.168.34, 192.168.35, 192.168.36 dan 192.168.37,  yang masing-masing memiliki 254 Host, akan digabungkan membentuk suatu Supernet.
  1. Tentukan penambahan bit Host yang dibutuhkan, dan Supernet Mask dari gabungan jaringan tersebut !
  2. Tentukan jumlah Host maksimum yang bisa ditampung oleh Supernet tersebut !
  3. Tentukan Supernet ID (Address), Host Range dan Supernet Broadcast  untuk Supernet tersebut !
Jawab :
a.  Jumlah bit Host yang dibutuhkan untuk menggabungkan 6 buah jaringan :
-  untuk 2 bit dapat menggabungkan maksimum 4 jaringan ( 22 = 4 ).
-  untuk 3 bit dapat menggabungkan maksimum 8 jaringan ( 23 = 8 ).
Jadi jumlah bit Host tambahan yang diperlukan adalah 3 bit.
Sebelum Supernetting :110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnnn.hhhhhhhh
Setelah Supernetting : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnHHH.hhhhhhhh
Proses netmasking              : 11111111 . 11111111 . 11111000 . 00000000
Supernet-mask                   : 255     .       255     .       248       .        0
b.  Untuk Supernet dari kelas C dengan penambahan 3 bit Host, maka  :
-         jumlah Host maksimum yang bisa ditampung adalah :
2(8+n)  - 2  =  2(8+3)   - 2  = 2048-2 = 2046 Host.
c.  Supernet ID (Address), Host Range dan Subnet Broadcast  untuk gabungan jaringan tersebut, adalah  :
Supernet Address :  192 . 168. 8 . 0
(alternatif lain : 192.168.16.0; 192.168.24.0; 192.168….0;;
192.168.248.0 ) 
Broadcast Add: 192.168.15.255
Catatan :  Yang dibentuk hanya sebuah Supernet.
Supernetmask       :  255 . 255 . 248 . 0
Supernet ID:   192.168.8.0
                        192.168.8.1
                        .
                        .
                        .
                        192.168.15.254
Broadcast       192.168.15.255
 H o s t   Range         :    192 .  168.  8. 1   -  192 . 168.  8 . 255 = 255
192 . 168.  9. 0   -  192 . 168.  9 . 255 = 256
192 . 168. 10. 0  –  192 . 168. 10 . 255 = 256
192 . 168. 11. 0  –  192 . 168. 11 . 255 = 256
192 . 168. 12. 0  –  192 . 168. 12 . 255 = 256
192 . 168. 13. 0  -  192 . 168. 13 . 244 = 245 +
                                                                 1524 host
Catatan: agar jumlah host bisa pas dipenuhi, maka bit yg terakhir bisa diubah-ubah sehingga menjadi pas…
Supernet Broadcast  :   192 . 168. 15 . 255  
Host-range yang tersedia : 2046 IP-Address.
Host-range digunakan hanya : 6 x 254 = 1524 IP-Address.
Hasil dari proses Supernetting ini mengubah komposisi antara bit Network dengan bit Host, dengan demikian hal ini akan mempengaruhi nilai Network Address, Broadcast Address dan Subnetmask Jaringan.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar